Dancing Red Rose Manajemen Sekolah/Madrasah yang Bermutu dan Efektif Langsung ke konten utama

Manajemen Sekolah/Madrasah yang Bermutu dan Efektif



Manajemen Sekolah/Madrasah yang Bermutu dan Efektif

A.    Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir ini duunia pendidikan di Indonesia menggalakkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah, yang akhir-akhir ini lebih dikenal dengan manajemen berbasis sekolah. Konsep ini sebenarnya telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1997/1998. Ada berbagai istilah lain untuk MPMBS selain manajemen berbasis sekolah, yaitu site-based management, delegated management, school authonomy, dan local management of school.[1]
Apa yang dimaksud dengan MPMBS? Secara konseptual MPMBS dapat didefinisikan sebagai proses manajemen sekolah yang diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan, secara otonomi direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi sendiri oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah dengan melibatkan semua stakeholder sekolah.
Manajemen peningkatan mutu dan madrasah atau sekolah merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan. Sistemnya adalah menawarkan sekolah atau madrasah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi madrasah untuk meningkatkan kinerja guru, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok terkait, dengan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.
B.     Konsep Dasar Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah/Madrasah
1.      Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah
Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah atau MPMBS adalah sebutan lain dari Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat, MBS merupakan paradigma baru pengelolaan pendidikan, khususnya di Indonesia, yang memberikan otonomi luas kepada lembaga sekolah dalam kerangka kebijakan nasional. Di Indonesia, model baru pengelolaan sekolah ini diterapkan pada tahun 1999 di sejumlah sekolah dengan sebutan MPMBS. Sedangkan untuk negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Australia model pengelolaan ini sudah disosialisasikan dan diterapkan sekitar tahun 1980-an.
MPMBS dapat didefinisikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.[2]
2.      Tujuan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah
Implementasi MPMBS/M ini secara khusus mempunyai tujuan sebagai berikut[3]:
a.       Meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif madrasah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
b.      Meningkatkan kepedulian warga madrasah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
c.       Meningkatkan tanggung jawab madrasah kepada orangtua, masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan mutu madrasah.
d.      Meningkatkan kompetisi yang sehat antar-madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
3.      Manfaat Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah
Manfaat model MPMBS/M adalah memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar kepada sekolah yang tentu saja disertai dengan seperangkat tanggung jawab. Pemberian otonomi kepada sekolah mengindikasikan sebuah tanggung jawab pengelolaan sumber daya pengembangan dan strategi peningkatan mutu yang sesuai dengan kondisi setempat. Dengan pola ini, sekolah/madrasah dapat lebih memperhatikan kesejahteraan guru, sehingga ia lebih dapat berkonsentrasi pada tugas dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan kepadanya.[4]

C.    Karakteristik Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah/Madrasah
            Manajemen peningkatan mutu madrasah berkaitan erat dengan pembentukan madrasah yang efektif. Manajemen yang baik tentunya memiliki karakteristik tersendiri yang harus dipenuhi untuk mengoptimalkan peningkatan mutu madrasah. Karakteristik manajemen peningkatan mutu madrasah antara lain:

Karakteristik Manajemen Pendidikan Mutu Sekolah/Madrasah
Organisasi Madrasah
Proses Belajar Mengajar
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya dan Administrasi
Menyediakan manajemen organisasi, kepemimpinan transformasional dalam mencapai tujuan madrasah
Meningkatkan kualitas belajar siswa
Memberdayakan staf dan menempatkan personel yang dapat melayani keperluan semua siswa
Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan dan mengalokasikan sumber daya tersebut sesuai dengan kebutuhan  
Menyusun rencana madrasah dan merumuskan kebijakan untuk madrasahnya sendiri
Mengembangkan kurikulum yang cocok dan tanggap terhadap kebutuhan siswa dan masyarakat sekolah
Memilih staf yang memiliki wawasan manajemen berbasis madrasah
Mengelola dana madrasah
Mengelola kegiatan operasional madrasah
Menyelenggarakan pengajaran yang efektif
Menyediakan kegiatan untuk pengembangan profesi pada semua staf
Menyediakan dukungan administrasi
Menjamin adanya komunikasi yang efektif antara madrasah dan masyarakat terkait (school community)
Menyediakan program pengembangan yang diperlukan siswa
Menjamin kesejahteraan staf dan siswa
Mengelola dan memelihara gedung dan sarana lainnya
Menjamin akan terpeliharanya madrasah yang bertanggung jawab (akuntabel kepada masyarakat dan pemerintah)
Program pengembangan yang diperlukan siswa
Kesejahteraan staf dan siswa
Memelihara gedung dan sarana lainnya
Keterangan             : diadaptasi dari Focus on School : The Future Organization of Education Servces for Sudent, (Departement of Education, Australia, 1990)
D.    Strategi Pelaksanaan di Tingkat Sekolah/Madrasah
Langkah nyata dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan tersebut bisa diwujudkan melalui : pertama, pengembangan dan perbaikan kurikulum berbasis kompetensi. Dua, memperhatikan kondisi kebutuhan-kebutuhan siswa dan masyarakat yang beragam. Tiga, sistem evaluasi yang ada hendaknya dirancang dengan berbasiskan keahlian peserta didik. Ini berarti sistem pendidikan yng dijalankan lebih menitik beratkan kepada pengukuran kemampuan peserta didik pada ranah menjadi, daripada sekedar hanya memiliki dan mengetahui pengetahuan dan keahlian yang diajarkan pendidik. Empat, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, pengembangan dan ketersediaan bahan ajar. Lima, menambah intensitas pelaksanaan pelatihan (training) bagi pendidik dan tenaga kependidikan.[5]
Strategi pelaksanaan atau implementasi  Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah akan tercapai dengan baik jika didukung oleh sumber daya manusia yang cukup, sarana prasarana yang memadai dan dukungan masyarakat (orang tua) yang tinggi, tahapan-tahapan pelaksanaan MPMBS/M adalah sebagai berikut[6]:
1.      Mensosialisasikan konsep MPMBS
Sosialisasi konsep disampaikan kepada keseluruh steakholders sekolah (guru, konselor, wakil kepala sekolah, siswa, karyawan, dst) melalui pelatihan, diskusi, dan seterusnya.
2.      Melakukan analisis situasi sasaran (output)
Hasil dari analisis ini berupa tantangan antara keadaan sekarang dengan sasaran yang diharapkan.
3.      Merumuskan sasaran yang hendak dicapai
Dalam merumuskan sasaran harus tetap mengacu pada visi, misi, dan tujuan sekolah.
4.      Menyusun rencana peningkatan mutu
Rencana peningkatan mutu yang dibuat harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang: aspek-aspek mutu yang ingin dicapai, kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, siapa yang harus melaksanakan, kapan dan dimana dilaksanakan, dan berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.
5.      Melaksanakan rencana peningkatan mutu
Pelaksanaan rencana peningkatan mutu dengan mendayagunakan sumberdaya pendidikan yang tersedia semaksimal mungkin, menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu yang dianggap efektif, dan menggunakan teori yang terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Kepala sekolah dan guru bebas mengambil inisiatif dan kreatif dalam menjalankan program-program yang telah diproyeksikan dapat mencapai sasaran –sasaran yang telah ditetapkan. Karena itu, sekolah harus dapat melepaskan ikatan-ikatan birokratis yang banyak menghambat laju penyelenggaraan pendidikan.
6.      Melakukan evaluasi pelaksanaan
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Evaluasi jangka pendek dilakukan setiap akhir catur wulan, sedang evaluasi jangka panjang dilakukan setiap akhitr tahun, untuk mengetahui seberapa jauh program peningkatan mutu telah mencapai sasaran-sasaran mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.

E.     Efisiensi, Efektivitas dan Produktivitas Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah/Madrasah
Efisiensi dalam manajemen peningkatan mutu sekolah/madrasah merupakan aspek yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya, baik itu dari segi manusia atau ekonomi. Efisiensi sendiri sangat berpengaruh terhadap seluruh kegiatan manajemen yang dilaksanakan di sekolah.
Depdikbud (1989) membedakan efisiensi pendidikan menjadi dua, yakni efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal menunjukkan perbandingan antara prestasi belajar (ukuran non-moneter hasil pendidikan) dan masukan biaya pendidikan. Sementara efisiensi eksternal dihubungkan dengan metode cost-benefit analysis, yaitu perbandingan keuntungan finansial pendidikan, biasanya diukur dari penghasilan lulusan dengan seluruh jumlah dana yang dikeluarkan untuk pendidikannya. [7]
Kinerja tim yang kuat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan keefektifan implementasi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Efektivitas dalam bidang pendidikan itu sendiri berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, ketepatan waktu, partisipasi aktif setiap anggota organisasi, dan tercapainya tujuan pendidikan yanag telah ditentukan.
Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses penataan dan penggunaan sumber daya manusia dan nonmanusia untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien [8] Thomas (1982) menjelaskan ada 3 dimensi peninjau produktivitas pendidikan :
1.      Produktivitas sekolah dari dari segi keluaran administratif.
2.      Produktivitas sekolah dari segi keluaran perubahan perilaku.
3.      Produktivitas sekolah dari keluaran ekonomis.

F.     Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan yakni, MPMBS/M dapat didefinisikan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Karakteristik MPMBS/M adalah sebagaimana karakteristik dalam sekolah efektif yaitu mencakup output berupa prestasi akademik. Proses berupa proses belajar mengajar yang efektivitasnya tinggi, kepemimpinan sekolah yang kuat, lingkungan sekolah yang aman dan tertib, pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, sekolah memiliki budaya mutu, dan lain sebagainya. Sedangkan input pendidikan mencakup memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas, sumberdaya tersedia dan siap staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi, memiliki harapan prestasi yang tinggi, fokus pada pelanggan (khususnya siswa), dan input manajemen.
Dalam MPMBS/M ada juga efisiensi, dalam manajemen peningkatan mutu sekolah/madrasah merupakan aspek yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya, baik itu dari segi manusia atau ekonomi. Efisiensi sendiri sangat berpengaruh terhadap seluruh kegiatan manajemen yang dilaksanakan di sekolah.





























Daftar Pustaka

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Baharuddin dan Moh. Makin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam Transformasi menuju Sekolah/Madrasah Unggul. Malang: UIN Maliki Press.
Fattah, Nanang. 2013. Sistem Pejaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Hidayat, Ara, dan Imam Machali. 2012. Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Kaukaba.
Mutohar, Prim Masrokan. 2013. Manajemen Mutu Sekolah. Yogyakarta: Arruz Media.



[1] Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari Sentralisasi Menuju Sentralisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 86.
[2] Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Kaukaba, Yogyakarta, 2012, hlm. 267.
[3] Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Arruz Media, Yogyakarta, 2013, hlm. 133.
[4] Ara Hidayat dan Imam Machali, op. Cit. hlm. 278.
[5] Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam Transformasi menuju Sekolah/Madrasah Unggul, UIN Maliki Press, Malang, 2010, hlm. 19.
[6] Ara Hidayat dan Imam Machali, op. Cit. hlm. 279.
[7] Mutohar, Prim Masrokan. 2013. Manajemen Mutu Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hal 181.
[8] Ibid.hal 186.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Bersambung (Cerbung) Memori 2009-part 5

Part 5 Yura Jatuh Cinta Lagi Koleksi Pribadi Selesai senam pagi, ketua OSIS memberi kode, kalau kami seluruh anggota OSIS berkumpul terlebih dahulu di ruangan OSIS. Ya, aku juga termasuk anggota OSIS, tapi tidak perlu aku sebutkan apa jabatannya. Hehehe. Kalau sudah kumpul secara diam-diam seperti ini, apalagi kalau tidak misi untuk melakukan razia. Di sekolahku, kami tidak boleh membawa hal-hal terlarang seperti yang telah tertulis di peraturan sekolah, seperti handphone, perhiasan yang mencolok, rok yang terlalu pendek bagi siswa putri, membawa rokok, dan celana yang terlalu sempit bagi laki-laki. Semua siswa tentu sudah tahu peraturan ini. Tapi ya itulah peraturan, tetap saja ada yang melanggar. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan razia. Kami pun membagi kelompok ada yang merazia kelas X, XI, dan XII. Aku mendapat bagian kelas XII, waktu itu Iko juga anggota OSIS, namun kami tidak satu kelompok. Dia mendapat bagian kelas XI. Ketika sedang melakukan razia di kelas XII,...

Cerita Bersambung (Cerbung) Memori 2009-Episode 3

Satu Hari di Bulan November   koleksi pribadi Part 3 “bentar ya, Ra. ada yang mau aku omongin ke Dani dan Putra. Kamu tunggu disini aja” kata Vita sambil berlalu meninggalkan aku. Bersamaan dengan itu, Iko berjalan ke arahku. Aku biasa saja karena memang tempat aku berdiri itu adalah jalan kecil, mungkin Iko dan kawan-kawan mau ke Warung bi Iyem (Warung Bi Iyem adalah tempat cowok-cowok biasa nongkrong disana). Hanya saja, karena Vita lagi ngobrol dengan Dani dan Putra jadi Iko duluan. Sampai Iko mendekat ke arahku, tiba-tiba.. “Ra, boleh ngomong sebentar engga?” kata Iko kepadaku. “oh, iya boleh, ngomong aja Ko.” Kataku. Kamu tau, aku gak pernah terpikir Iko mau ngomong apa, aku hanya mengira dia basa-basi saja sambil menunggu teman-temannya “kita duduk di bawah pohon jambu itu aja, ya?” kata Iko lagi Aku hanya menganggukkan kepala dan dia mempersilahkan aku duduk. Kami duduk berhadap-hadapan, jaraknya sekitar satu setengah meteran. Bahkan ketika duduk i...